Pabrik Karpet Custom Kualitas Internasional

Syarat Sajadah

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
ketika seorang muslim sholat di atas sajadah, di antaranya:

1.ketika kita sholat tidak di masjid, maka sajadah bisa
menjadi alas buat kita. Terkadang seseorang membutuhkannya di tempat-tempat
yang tidak ada alasnya, karena adanya panas, dingin, debu, air atau yang
selainnya. Dan terkadang ada orang  yang membutuhkannya dikarenakan ada
sebagian alas yang terdapat bulu-bulu halus yang bisa mengganggu pernafasan
orang yang memiliki alergi atau penyakit asma.
Salah satu persyaratan sholat adalah
tempat sholat yang bersih. Sajadah menjadi salah satu penolong di kala kita
akan sholat di tempat tertentu yang kita tidak tahu persis tentang
kebersihannya. Oleh karena itu, ketika kita sholat di masjid yang pada dasarnya
sudah merupakan tempat yang bersih, maka tidak memerlukan lagi hamparan sajadah.
Lalu mengapa lantai-lantai masjid dipasangi karpet sajadah? Kalau tujuannya
untuk menciptakan kenyamanan beribadah tidak menjadi masalah, karena pada
masjid tertentu yang lantainya dibuat dari porselen akan terasa dingin atau
sangat dingin ketika diduduki.
“Jika ada dalil pendukung yang
menyatakan bolehnya shalat di atas alas -hal ini berdasarkan As Sunnah dan
Ijma’ (kesepakatan para ulama), maka diketahui bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam tidaklah melarang shalat di atas alas untuk menghalangi dari panas.”
(Majmu’ Al Fatawa, 22: 175).
2. sajadah itu tidak mengganggu konsentrasi kita ketika
sholat.
Dibolehkan shalat dengan memakai alas,
baik berupa tikar, sajadah, kain, atau yang lainnya selama alas tersebut tidak
akan mengganggu orang yang shalat, misalnya alasnya bergambar dan
berwarna-warni, yang tentunya dapat menarik perhatian orang yang shalat. Di
saat shalat, mungkin ia akan menoleh ke gambar-gambarnya lalu mengamatinya,
terus memperhatikannya hingga ia lupa dari shalatnya, apa yang sedang dibacanya
dan berapa rakaat yang telah dikerjakannya.
Oleh karena itu, ketika Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat menggunakan kain yang bercorak dan melihat
coraknya maka setelah selesai shalat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
Bawalah kain ini ke Abu Jahm dan bawakan
kepadaku kain milik Abu Jahm yang tidak bercorak, karena kain yang bercorak
tersebut sempat melalaikanku dari shalatku (mengganggu kekhusyu’anku)
[HR.Bukhâri dan Muslim dari hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anha]
Oleh karena itu, sebaiknya kalau ingin
membeli sajadah, belilah sajadah yang polos dan yang biasa saja atau setidaknya
tidak memiliki banyak gambar-gambar atau segala sesuatu yang menarik perhatian.
Atau jika sudah terlanjur memiliki sajadah yang bergambar, bisa juga di sajadah
itu di alasi dengan kain putih, seperti yang mungkin pernah kita  lihat
saat shalat di masjid. Sajadahnya penuh gambar, kemungkinan ta’mir masjid tahu
kalau sajadah bergambar ini akan mengganggu kekhsyusukan dalam beribadah, maka
dialasilah dengan kain putih bersih di bagian ujung-ujung sajadah.
3. jangan sampai sajadah yang digunakan menjadikan shof
kita tidak rapat.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
sajadah bukan menjadi kavling mutlak kita untuk sholat, sehingga kita terhalang
untuk bergeser merapatkan barisan sholat, dan atau enggan berpindah ke barisan
lain yang kosong. Kadang kita sering melihat fenomena yang aneh ketika
seseorang membawa sajadah besar-besar, ketika sholat mereka berdiri pas di
tengah-tengah, lalu orang-orang di sisi kanan kirinya tak mau bergeser merapat,
karena menganggap sajadah adalah kavling solat.
Syarat sahnya sholat berjamaah adalah
lurusnya barisan, merapatnya shaf, dan patuhnya jamaah pada aba-aba imam.
Banyak hadits Rasulullah SAW yang mengingati kita untuk memperhatikan hal ini.
Dari Anas bin Malik ra, Rosulullah SAW
bersabda: “Luruskan shaf-shaf kalian, dekatkan jarak antaranya, dan sejajarkan
bahu-bahu kalian! Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya aku melihat
setan masuk dari celah-celah shaf seperti anak kambing.” (HR: Abu Dawud, Ahmad
dan lainnya, dishohihkan oleh Imam Al-Albani).
Dari Anas bin Malik ra, Rosulullah SAW bersabda:
“Luruskan shaf kalian! Dan salah satu dari kami menempelkan bahunya pada bahu
temannya dan kakinya pada kaki temannya.”
Oleh karena itu perhatikanlah lebar
sajadah kita. Jangan sampai karena terlalu lebar justru menghalangi kita untuk
merapatkan barisan. Yang paling penting dalam beribadah adalah terpenuhinya
rukun dan syaratnya, dan kemudian khusyuknya hati kita. Setiap kita sholat,
Imam akan mengingatkan jamaah untuk merapatkan dan meluruskan shaf demi
kesempurnaan sholat, terus kalau demi sajadah shaf tidak bisa rapat apa gunanya
sholat berjamaah dan di mana keutamaannya?
Dengan demikian, hal yang paling utama
dalam sholat jamaah adalah rapat dan lurus. Posisi rapat dan lurus melambangkan
kekokohan dan tujuannya adalah untuk mencegah masuknya syetan yang akan
menimbulkan perselisihan di antara kita.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kirim Pesan
1
Scan the code
SUPER SHOPING DAY 10.10.
DISCOUNT UP TO 50%.
SHOP NOW.